Saya Jatuh Cinta dengan Musik Etnik Batak

Hardoni Sitohang meraih sederetan prestasi dari upayanya melestarikan musik Batak. Itu karena kecintaannya kepada musik Batak.

Foto: Dok. Pribadi
Sebuah piagam Award 2012  Pemuda Penggerak Pelestarian Kesenian Rakyat dari Rahudman Harahap 
semasa menjabat sebagai Wali Kota Medan dan Zulham Efendi
 Siregar, Ketua DPD KNIP Kota Medan,



terpajang  di dinding rumah Hardoni Sitohang, 36 Tahun, Jalan Bunga Terompet V, Komplek Grand Koserna 2 Nomor 8 O, Padang Bulan Medan, Kamis pertengahan Januari lalu.

Sementara seperangkat alat musik gondang Batak Toba, menghiasi bagian dapur. Alat-alat musik tradisional Batak Toba ini tidak pernah jauh dari kehidupan Hardoni Sitohang. “Saya sudah jatuh cinta dengan musik Batak. Bunyinya menarik roh kita,  berbeda dengan musik barat,” ungkap Hardoni.

Hardoni sudah mengenal alat musik  Batak Toba sejak kecil. Ayahnya, Guntur Sitohang, merupakan seorang pemain musik tradisional Batak Toba. Meski dilahirkan di keluarga pemusik tradisional Batak Toba, Hardoni mengaku, sempat tidak berfikir untuk menjadi musisi musik etnik.  Namun karena melihat perjuangan ayahnya, melestarikan musik  Batak Toba, hati Hardoni akhirnya ikut terpanggil.  ”Sekarang mulai dari bapak sampai kami (anak), berjuang melestarikan musik Batak,” ujarnya.

Untuk mengasa pengetahuan dan kemampuan di musik etnik, setelah menamatkan SMA, Hardoni kemudian melanjutkan pendidikan seni musik di Universitas Negeri Medan (Unimed). Kepiawaianya memainkan alat musik tradisonal Batak Toba, membuatnya bersama Tim Unimed, sering mengikuti berbagai event perlombaan festival musik budaya di Sumatera Utara, nasional bahkan hingga ke mancanegara, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Cina, Australia, Jerman, Belanda dan Perancis. Prestasi yang diraihpun gemilang. 

Foto: Dok. Pribadi
Hardoni bercerita, dari mengikuti perlombaan festival musik budaya di Malaysia, dia mendapat tawaran menjadi dosen musik tradisonal  Batak Toba di Universitas Utara Malaysia (UMM) pada tahun 2003 selama setengah tahun. “Setelah itu saya kembali ke Medan dan menyelesaikan kuliah. Selesai kuliah, saya terjun mengembangkan musik Batak Toba,” paparya.

Keputusan memilih berkarya di musik Batak Toba, ternyata tidak sia-sia. Bukti itu terlihat dari sederetan prestasi diraihs Hardoni, seperti mendapat penghargaan pemain seruling terbaik se-Sumatera Utara dari almarhum Tengku Rizal semasa menjabat Gubernur Sumatera Utara, piagam penghargaan sebagai salah satu pengembang musik taradisional asal Samosir dari Bupati Samosir, Mangindar Simbolon.  

Hardoni juga pernah meraih peringkat 1 umum sebagai pelatih musik dalam rangka Festival Musik Tradisional Anak-anak tingkat Nasional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta dari Presiden Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono dan masih banyak penghargaan lainnya atas kepiawaiannya dalam memainkan musik tradisional Batak.

Semangat pria ramah dalam melestarikan musik Batak Toba, sampai saat ini masih berkobar. Selain melalui berkesenian, dia sempat mengajar musik tradisional kepada mahasiswa di Unimed, dan sejak tahu 2011 sampai sekarang, aktif kembali mengajar di Universitas HKBP Nommensen.

Melalui berkesenian dan mengajar yang dilakoninya saat ini, Hardoni berharap, musik etnik Batak Toba dilestarikan dan menjadi kebanggaan masyarakat . “Kalau tidak kita, siapa lagi,” pungkasnya.


Nama           :   Hardoni Sitohang
Lahir            :  23 April 1978
Ayah            : Guntur Sitohang
Ibu               : Alm. Tiamsah Habeahan
Istri              : Rolina Margaretta Simamora
Anak            : 1 Putra, 1 Putri
Pendidikan: S1 Musik Unimed


Komentar