Keliling Menjual Potensi Pariwisata



Kecintaan wanita ini terhadap pariwisata, telah mengubah dirinya sebagai pengusaha. Berawal dari sebagai tenaga tiketing di perusahaan travel (Biro perjalanan), ia bersama suaminya kini sukses membangun usaha sendiri seperti biro perjalanan, penginapan dan kafe resto di bawah bendera Wesly Tour and Travel.      

Deretan foto Kota Medan tempo dulu, ulos Batak dan rumah adat Batak terpajang apik di dinding Wesly Cafe dan Resto terletak di Jalan Sei Sisirah, Medan. Foto-foto itu sengaja dipajang Mercy Dewi Putri Panggabean (38) sebagai bentuk kecintaannya dengan pariwisata Sumut. "Dengan ada foto-foto Medan tempo dulu saya bisa beritahu, suasana Medan tempo dulu," kata Mercy Dei Putri Panggabean membuka pembicaraan, Rabu siang (25/9). 

Wesly Cafe dan Resto baru didirikan Mercy Dewi Putri Panggabean, beberapa bulan lalu. Restoran ini salah satu dari ide terbarunya untuk mengembangkan sektor pariwisata Sumut. Ia berencana menjadikan cafenya sebagai tempat persinggahan group tour dari biro perjalanan mana saja. "Di sini group tour nantinya bisa mendapatkan hiburan karena kita menyediakan live music dan tari-tarian," ungkapnya.  

Tak puas hanya sampai itu saja, ia juga sudah menyiapkan beberapa ide baru yang akan membuat sektor pariwisata Sumut khususnya Medan lebih menarik lagi di mata turis. "Saya mau buat sesuatu yang baru di Medan. Tapi masih rahasia. Saya lagi kalkulasi biayanya," tuturnya.   

Semangat Echi--nama panggilan akrabnya, untuk mengembangkan pariwisata Sumut memang sudah tidak diragukan lagi. Roh pariwisata seakan sudah sulit dipisahkan dari kehidupannya. 
Buktinya, sampai saat ini, Echi masih tekun menjual potensi pariwisata Sumut dengan mengemas paket-paket tour yang menarik untuk dijual melalui Wesly Tour and Travel. Di Wesly Tour and Travel, Echi duduk sebagai Direktris. 

Dengan jabatan itu, sudah tentu pekerjaannya cukup padat. "Saya terbiasa kerja. Saya tidak suka banyak ngomong dari pada bekerja. Saya tahan di depan meja 13 jam. Saya targetkan setiap hari ada pekerjaan yang selesai," paparnya.    

Sebagai Direktris, Echi tak hanya melulu menawarkan paket tour di Sumut. Ia juga menawarkan berbagai paket tour di Nusantara dan Luar Negeri. Menurutnya, untuk bisa menjual paket pariwisata, seorang pelaku pariwisata harus jeli mencari peluang, kreatif dan memperluas jaringan. "Apalagi orang Medan, banyak yang kritis. Jadi kita harus bisa menyakinkannya," ujarnya

Sebab itulah ia sering menggali potensi pariwisata dengan mengelilingi nusantara hingga ke luar negeri. "Event-event dunia sering saya ikuti. Kemarin saya mengikuti event Asia Pasific di Melbourne, Australia. Harusnya saya ke India lagi, tapi acaranya dibatalkan. Pada hal, saya sudah pesan tiket," ujarnya. 

Meski harus mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk bisa mengikuti event-event di luar negeri, Echi mendapatkan banyak wawasan dan menambah jaringan yang bisa diajak bekerjasama. 
Tak jarang hatinya iri melihat negara yang dikunjunginya sangat kreatif dalam menjual pontensi negaranya. 

"Saya melihat Malaysia, Singapura dan Thailand antusias menjual potensi pariwisata negaranya. Ada saja yang dibuat baru. Kok kita gak bisa? sementara potensi pariwisata kita sangat luar biasa," ungkapnya.

Kendati demikian, wanita ramah dan murah senyum ini tidak patah semangat menawarkan dan mempromosikan pontensi pariwisata Sumut khususnya dan nusantara umumnya. Dalam mengemas paket tour, ia pun tidak mau hanya mengandalkan keindahan alam dan destinasi-destinasi yang ada di Sumut kepada klinenya. 

Ia selalu menciptakan hal-hal baru yang bisa mendukung potensi pariwisata sehingga turis terkesan. "Pelaku pariwisata harus punya kreasi. Dari kreasi bisa banyak menghasilkan uang," ungkapnya.    

Satu lagi keunikan dari pribadinya, ia tidak mau bergantung atau menunggu gebrakan dari pemerintah. Ia terus berusaha menciptakan ide-ide cemerlang yang bisa lebih menjual lagi sektor pariwisata Sumut, kendati biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan ide itu cukup besar dan harus ditanggungnya sendiri. "Saya punya prinsip, apa saja yang bisa dilakukan, saya lakukan," pungkasnya. (Midian Simatupang)

Dimulai dari Staf Tiketing
Echi berkecimpung di bisnis travel usai menyelesaikan pendidikan perbankan dari Universitas Perbanas, Medan, tahun 1997 lalu. Krisis moneter yang berimbas banyaknya perbankan yang pailit saat itu, membuatnya terpaksa banting setir bekerja di perusahan Tour and Travel. 

Awal karienya dimulai dari staf tiketing di Roma Tour and Travel. "Waktu pertama kalu dipanggil, saya ketakutan karena basic ilmu saya perbankan," katanya mengingat pertama kali terjun di pariwisata. 


Namun, berkat belajar dan kerja keras, secara berlahan tapi pasti, wanita kelahiran Pangkalan Susu, 20 Juli 1975 ini akhirnya jatuh cinta dengan pariwisata. Simak saja dari perjalanan kariernya di perusahaan Tour and Travel. Selama tiga tahun berturut-turut (1998-2001), ia bekerja sebagai tenaga tiketing di perusahaan Tour and Travel yang berbeda. 

Setelah tiga tahun di Tour and Travel, ia kemudian melebarkan kariernya sebagai Check-in Counter maskapai penerbangan Batavia Air, dari tahun 2002 sampai Desember 2004.

Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan travel, ia bersama suaminya, Wesly Indra P Marpaung, kemudian mendirikan Wesly Tour and Travel pada tahun 2005. "Ketika kita buka travel orang sudah kenal, basic kita jaringan, dengan jaringan kita bisa mendapatkan informasi. Jadi kita cepat berkembang," kata Echi. 

Piawai dalam mengemas paket tour dan jasa lainnya, membuat usahanya terus berkembang dengan hadirnya Wesly House dan Wesly Cafe dan Resto di Jalan Sei Sisirah. 

Tak hanya itu, Wesly Tour and Travel kini merambah menjadi usaha franchisee. Melalui usaha franchisee ini, keberadaan Wesly Tour and Travel sudah hadir di luar Kota Medan, seperti Pematang Siantar, Jambi dan Tanggerang Selatan. "Hari Minggu ini kita akan meresmikan cabang kita di Sibolga," tandasnya. 

Meski pekerjaannya cukup sibuk, perempuan berdarah Batak ini tidak melupakan kodratnnya sebagai istri dan ibu bagi Tabita Elisa Putri Marpaung (8). Ia tetap menjaga kualitas pertemuannya dengan suami dan anak, sehingga anak tidak kehilangan figur orangtua. (Midian Simatupang) 


BIO DATA

Nama      
Mercy Dewi Putri Panggabean

Tempat, Tanggal Lahir
Panggkalan Susu, 20 Juli 1975

Pekerjaan
Direktris Wesly Tour and Travel

Pendidikan
Perbankan, Universitas Perbanas Medan 1997

Suami
Wesly Indra P Marpaung

Anak
Tabita Elisa Putri Marpaung

Komentar