Asyiknya, Menikmati Danau Toba dari Udara



Jika anda ingin mewujudkan keinginan untuk bisa terbang di angkasa dan menikmati pemandangan alam bebas dari ketinggian. Tak salah bila anda sebaiknya mencoba olahraga ini.

Olahraga yang memanfaatkan kekuatan angin dan panas bumi ini, dapat membuat anda melayang di angkasa dan merasakan desiran angin dalam kesunyian di angkasa, dan menikmati keindahaan alam yang luar biasa.


Bagi anda yang tertarik dan ingin mengikuti olahraga ini, anda bisa mencoba mengikuti jejak para pencinta olahraga Paraglinding di Medan tergabung dalam Langkupa Paragliding Club.

Para pencinta olahraga dirgantara yang tergabung dalam organisasi yang terbentuk 10 Agustus 2009 lalu, kini telah beranggotakan sebanyak 16 orang. Diantara club-club Paragliding yang ada di Medan saat ini. Mereka diantaranya yang sering terlihat terbang melayang dan beratraksi di atas udara kawasan objek wisata Danau Toba.

Berbagai alasan mengapa mereka memilih berkecimpung di olahraga yang dinilai cukup menantang dan beresiko ini. Alasan, yang banyak diperoleh Kover Magazine, dengan terbang mereka dapat menikmati keindahan alam dari angkasa layaknya terbang seperti burung.

Olahraga ini menantang, tidak semua orang bisa melakukannya walaupun banyak uang. Kalau sekali terbang dan begitu mencoba lagi, pasti ketagihan,” kata Muhamad Chalik salah satu pengurus Langkupa Paragliding Club yang mulai mengenal olahraga ini tahun 2006, saat terlibata sebagai Panitia di event Lake Toba Eco Tourism Sport II lalu.


Hal serupa juga disampaikan Nico Aries Putra yang telah mengenal Paragliding awal tahun 2003 usai menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dari abangnya seorang anggota TNI Angkatan Udara (AU). “ Saya sangat suka, lain dari yang lain,” tuturnya.

Sebagai salah satu cabang olahraga dirgantara, sudah pasti resiko yang dihadapi cukup besar. Makanya, olahraga ini sangat menuntut keberanian dan nyali sesorang. Tidak itu saja, kesehatan fisik terutama berhubungan dengan jantung sangat dipertimbangkan.

“Olahraga ini sangat dituntut nyali, tidak cukup dari segi materi semata,” kata Amri, Ketua Langkupa Paragliding Club kepada Medan Look akhir Mei lalu.

Untuk terbang, harus dilakukan di perbukitan sebagai tempat lepas landas yang ketinggiannya mencapai ratusan meter dari permukaan laut atau danau untuk bisa mendapatkan angin dan tenaga panas bumi yang dimanfati sebagai sumber daya angkat, agar parasut dapat melayang dan terbang.

Karena di Medan tidak ada perbukitan, para penggiat Paraglinding ini lebih sering melakukannya di perbukitan sekitar kawasan Danau Toba, mulai Bukit Siholakkosa dengan ketinggian ± 570 M, Bukit Sigaruntung ± 250 M di Kabupaten Samosir. Perbukitan di Parmonangan, Aji Bata, Kabupaten Tobasa dan di Kabupaten Karo seperti pucak Sipiso-piso, air terjun Bukit Nauli dan Taman Simalem Resort.

Resiko pun kini tidak begitu mengkhuatirkan lagi bagi mereka. Menurut Amri, dengan mengikuti dan taat kepada peraturan, resiko akan minim terjadi. “Apa pun jenis olahraganya pasti memiliki resiko. Jika benar kita lakukan akan meminimalisasi resiko,” ujarnya.

Ini lah membedakan olahraga udara ini berbeda dengan olahraga lainnya. Namun, setelah diberada diatas, rasa ketakutan semuanya akan terbayar dengan indahnya pemandangan alam. “Untuk melihat alam hanya dua, satu dari dasar lau, satu lagi dari udara,” tuturnya dengan tersenyum.

Kembangkan Paraglinding dan Pariwista

Sejak terbentuk, Langkupa Paragliding Club ingin mengembangkan olahraga Paraglinding dan objek pariwisata. Sejak dua tahun belakangan ini mereka berusaha merubah image Paraglinding dari opini olahgraga mahal.

Alasanya, olahraga ini lebih mengutamakan keberanian dan nyali dari pada materi. Sehingga sebesar apapun materi yang dimiliki tanpa ada nyali, tidak bisa mengikuti olahraga ini.

Untuk pengembangan Paraglinding di masyarakat umum, club ini terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas. “Kami juga memberikan pelatihan Paraglinding kepada masyarakat di sekitar daerah Danau Toba, untuk bisa meningkatkan kunjungan wisatawan,” kata Amri.

Kegiatan terbang mereka selama di kawasan Danau Toba yang mereka lakukan itu pun mendapat sambutan hangat dari Camat Aji Bata. “Menurut pak Camat kegiatan kami menambah kunjungan wisatawan,” tambahnya.

Sosialisasi juga pernah dilakukan kepada kalangan Pramuka saat mengikuti Jambore Daerah Sumatera Utara di Taman Perkemahan Sibolangit, Deli Serdang . Club ini juga bersedia melakukan pelatihan tanpa dipungut biaya bagi masyarakat Medan yang ingin mengenal olahraga ini dengan serius.

Selain itu pernah menggelar kejuaraan nasional di Tongging pada Juni 2009 lalu yang diikuti sekitar 100 peserta dari 8 Propinsin yakni Aceh, Sumut, Riau, Padang, Lampung, Jatim, Jabar, Palu dan Kalimantan. (Coki)

Komentar